Kamis, 15 Maret 2012

Penggunaan Huruf Hangeul Pada Salah Satu Suku Minoritas Di Indonesia



Sebuah suku minoritas di Indonesia memilih “Hangeul” sebagai sistem huruf untuk menuliskan bahasa asli mereka secara resmi. Hal itu merupakan yang pertama kali, dimana abjad bahasa Korea digunakan oleh masyarakat di luar negeri. Lembaga riset Hunminjeongeum Korea mengatakan bahwa sebuah suku di kota Bau-Bau di pulau Buton, Sulawesi Tenggara, belakangan ini menerapkan huruf bahasa Korea, Hangeul untuk menulis bahasa asli mereka yang disebut ‘bahasa Cia-Cia’. 

Alasan penggunaan Alfabet Korea ini dikarenakan kekurangan sistem penulisan yang tepat pada bahasa asli suku tersebut. Perlu dicatat, hanya alfabet saja yang digunakan bukan bahasanya. Bahasa tetap menggunakan Bahasa Indonesia.

Kota itu mulai mengajarkan sistem tulisan bahasa Korea kepada sekolah dasar bulan lalu dengan menggunakan buku pelajaran dengan tulisan bahasa Korea selama sekitar 4 jam per minggu. Bahasa asli suku minoritas dengan jumlah populasi 60 ribu itu hampir terancam punah karena tidak memiliki huruf sendiri untuk menyampaikan bahasa mereka dengan tepat. 

Profesor Universitas Nasional Seoul Lee Ho-young, yang membantu menciptakan buku pelajaran bahasa Korea untuk suku minoritas di Indonesia itu, mengatakan dia berharap Hangeul akan dapat menyumbang besar bagi suku suku yang tidak punya huruf sendiri untuk melestarikan identitas dan budaya mereka.

Suku minoritas yang hanya berjumlah 60.000 orang itu mulai diajarkan bahasa tulis dengan abjad Hangeul sejak 21 Juli lalu. Sebagai langkah awal, bahasa formal tersebut diajarkan di sekolah-sekolah. Untuk menyukseskan komitmen tersebut, pihak Pemkot berencana membangun sebuah lembaga bahasa. Diantaranya, menjadikan Bahasa Cia-Cia sebagai satu pelajaran muatan lokal, ditingkat SD, SMP, dan SMA, misalnya di Sorawolio. Hingga kemarin, tercatat sudah 140 SMA yang terlibat dalam proyek pengenalan bahasa tulis Cia-Cia itu.  Dalam laporan penelitian ini tidak lagi digunakan istilah Bahasa Cia-Cia, namun Bahasa Cia Liwungau (BCL). BCL ini merupakan salah satu bahasa Cia yang tersebar di 6 kecamatan di daerah kabupaten Buton (yaitu meliputi kecamatan Pasarwajo, Sampolawa, Batauga, Sorawolio, Lasalimu, dan Binongko).

Keunggulan Hangeul telah diakui masyarakat internasional. Pada tahun 1997, UNESCO menetapkan Hangeul sebagai harta warisan catatan internasional. Universitas Oxford Inggris sempat menempatkan Hangeul sebagai sistem penulisan paling unggul di dunia. Huruf bahasa Korea, Hangeul, bisa dimasukkan ke komputer 7 kali lebih cepat daripada huruf bahasa Cina atau Jepang, dan juga diakui dalam segi keindahan disain (sumber: Globalisasi sistem abjad Korea, Hangeul).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar