Senin, 22 Desember 2014

Berpacu dengan Waktu

Pada suatu hari, tepatnya di hari Kamis tanggal 18 Desember lalu aku terbangun dari mimpiku yang benar-benar melelahkan dan membuatku nyaris tidak bisa melakukan apa-apa termasuk menyelesaikan pekerjaanku yang selalu berhubungan dengan deadline yang kutetapkan sendiri. Aku memang harus membuat target untuk pekerjaanku sendiri. Targetnya pun gak muluk-muluk. Misalnya saja aku harus komit bahwa aku bekerja hanya mulai dari pukul sekian sampai sekian. Jam sekian aku harus melakukan ini, itu, dan sebagainya. Jadi walaupun pekerjaanku memiliki fleksibilitas dalam hal waktu tapi aku sendirilah yang harus punya komitmen & disiplin.

Back to case, jadi pada hari itu... aku yakin itu terjadi pula di hari kamis dini hari mengingat aku yang tidur di atas jam 12 malam saat itu. Jadi saat tidur aku bermimpi yang jika ingin diberikan judul, judul yang tepat untuk mimpiku itu adalah BERPACU DENGAN WAKTU. Kenapa? karena dalam mimpi itu aku benar-benar berpacu dengan durasi waktu mengingat sebentar lagi pagi menjelang :D. Sepertinya otakku telah terstimulasi tentang pagi hari yang artinya aku harus bangun & memulai hariku lagi.

Alkisah dalam mimpi itu aku bersama 2 sahabatku, Yunchan & Upi akan mengikuti tes. Dan ternyata itu seperti tes UN pemirsa, dimana dengan mudahnya aku melihat LJK berlingkaran biru *bukan KB yaa! beserta pasangannya yaitu Pensil 2B dan penghapus. Nah, pada saat ujian baru akan dimulai, nasib apes menimpaku, pasalnya aku satu-satunya peserta dalam ruangan itu yang tidak kebagian PENSIL! Aku komplain tapi pengawas hanya memberikan solusi untuk membeli sendiri di toko depan sekolah karena kebetulan juga persediaan pensil sudah tidak ada. 

emang kita anak sekolahan yaa ujiannya pake LJK lagi?

Aku lalu mencoba meminta bantuan 2 sahabatku itu. Tapi di luar dugaan mereka berubah jadi tokoh antagonis dimana mereka dengan cueknya mengatakan tidak punya dan tidak perduli dengan kesusahanku. Sesaat aku hanya bisa menatap lirih mereka yang dengan asiknya bekerja tanpa memperdulikanku. Tidak ada satupun yang perduli & aku merasa kiamat kubra akan segera datang saat itu. Lalu aku pun berinisiatif untuk segera membeli pensil di depan sekolah sambil berlari.

Aku tak menyangka kalian berdua berubah jadi tokoh antagonis dalam mimpiku :(

Aku pun tiba di toko itu, namanya toko Madu. Toko yang terkenal di seantero sekolah SD-ku *Kachak* yang kebetulan menjadi lokasi mimpiku itu. Toko Madu sangat terkenal sebagai tempat untuk membeli apapun dan yang paling laris pada saat itu adalah toko Madu sebagai tempat untuk membeli snack Anak Mas *90an bo!

Anak Mas... cemilan favorit anak SD tahun 90an :D
Setibanya disana... eng ing eng.... duitku kurang pemirsa! Lalu aku kembali ke kelas dan mengambil uang & segera berlari menuju ke toko Madu. Kali ini uangku cukup bahkan ada kembaliannya. Aku pun segera berlari kembali ke kelas. Begitu aku sudah mendapatkan semangatku untuk bekerja ternyata pensilnya belum dikorok dan akupun bertanya pada siapapun di ruangan itu tapi lagi-lagi tak ada satupun yang punya. Bahkan si pengawas dengan cueknya menyuruhku membeli saja. Lagi-lagi aku berlari ke toko Madu dan membeli pengkorok termurah.

Hey kalian! kalianlah sumber kelelahanku di hari itu, bukan cuma dalam mimpi tapi berlanjut lelahnya dalam kenyataan. Capeknya tuh disini *tunjuk hati :D
Setelah semua perjuangan itu, aku pun siap-siap untuk melanjutkan ujianku yang tertunda hampir sejam gara-gara benda kecil itu. Jangan pikir penderitaanku telah berakhir. Kepalaku rasanya mau pecah dan ternyata LJK-ku sudah lenyap dari atas meja. Ibaratnya sebuah bola ping pong, aku di ping pong ke sana kemari oleh keadaan. Dan lagi-lagi pengawas dengan cueknya menyuruhku mencari LJK ke ruang kepala sekolah. Dan tau gak siapa yang jadi kepseknya? Uncle Jo, my own uncle in real life :D *daebak!!!

Setelah mendapatkan LJK aku pun berbalik ke ruangan dan ternyata ini lebih dramatis pemirsa!! tidak ada satupun peserta kecuali aku. Dengan miris aku melihat ke-2 sahabatku tertawa senang karena telah berhasil mengikuti ujian ini, sedangkan aku? aku baru saja akan memulai dan si pengawas negur dengan bilang ngapain aku kerjain toh waktu tinggal 10 menit lagi sedangkan jumlah soal ada 60 nomor. Aku protes bahwa ini diluar kehendakku.

Tapi alasanku tidak diterima. Dan akhirnya aku hanya bisa pasrah di pojokan kelas sambil tetap mencoba mengerjakannya & memegang kepalaku yang sakitnya minta ampun akibat di php oleh keadaan. Dan rasa panas menderaku.... panas banget wooyy!!! aku terbangun dan rupanya AC di kamarku sudah mati. Rasa lelah menderaku. Ini bahkan lebih melelahkan daripada lari pagi keliling arena lapangan Mattoangin sebanyak 3 putaran dimana jalanannya tidak mulus lagi sehingga kerap membuat kakiku terkilir.

Mimpi itu benar-benar membuatku tidak habis pikir tentang makna di balik mimpi melelahkan itu? Yang aku tahu pasti bahwa aku telah berpacu dengan durasi waktu dan aku selalu sadar & percaya bahwa sahabatku tidak seperti itu karena mereka adalah orang yang kupercaya untuk berbagi cerita especially about life and love *man ^^
I love you my best sista... Upi n Yunchan ^^






5 Bulan.... Sebuah Renungan

Hai... i'm back setelah sekian lama mengabaikan blog ini & nyaris saja blog ini dipenuhi sarang laba-laba. Tapi aku tidak kemana-mana kok... karena aku masih aktif nulis walaupun bukan di blog ini & yang terpenting adalah aku selalu ada di sana *tunjuk hati kamu* hahahahaa. 
Mengutip lirik lagu Sheila On 7 "kemana kau slama ini?" yeahh... pasti kalian para pembaca setiaku *emang ada?* bertanya-tanya kemana aja aku beberapa bulan terakhir ini. Well,, dengan jawaban klise aku akan menjawabnya bahwa AKU SIBUK. 
Sibuk? hellow... smua orang pasti punya kesibukan. Bahkan orang kurang kerjaan aja sibuk ngerjain sesuatu biar dia ada kerjaan. Tapi bener.... aku sibuk banget setelah resign dari pemerintahan kabinet Takur. 
Yang pertama, sibuk move on dari kerjaan yang udah menyatu dalam diriku, ibaratnya dipisahkannya kulit dari tulang... sakit cyin! Kedua, move on itu bikin aku membabi buta ngerjain kerjaan dunia mayaku yang Alhamdulillah bisa bikin aku tetap bertahan, gak ngerepotin orang, gak ngutang sana-sini, dan bisa tetap eksis sampai sekarang.
Walaupun tanpa seragam lagi, but apa sih artinya seragam kalo kamu sendiri gak punya investasi? Kalo kamu gak bisa ngeliat dunia luar? Kalo hidupmu dipenuhi tuntutan harus begini harus begitu demi menjaga sebuah TITEL yang sekarang bukan lagi menjadi jaminan? Yang paling penting adalah gimana kamu bisa bertahan saat zona gak nyaman menghampiri hidupmu. Dan aku bisa.
5 bulan... kedengarannya waktu yang gak singkat tapi juga gak lama. Tapi aku berhasil mengatasinya. Yang kulakukan hanya kerja, kerja, dan kerja. Yang kulakukan saat itu hanyalah dengan mengabaikan banyak pandangan orang. Di saat ada yang mencibirku aku tetap menatap ke depan. Di saat ada yang kepo, aku jawab seadanya. Anggaplah aku seorang artis yang lagi diincar wartawan dan penggemar.