Jumat, 04 Maret 2011

The Classic ~ My Favorite Scene


Pertama kali aq menonton film ini di pertengahan tahun 2005 saat korean wave mulai mewabah di Indonesia. Sblmnya aq pernah membaca sinopsis ceritanya yg menurutku wajib bwt kunonton krn selain critanya sepertinya menarik, pemainnya pun mendukung. Meski temanya biasa, tetapi cara penyampaiannya yg menarik membuat film ini asyik untuk diikuti. Film yg dirilis di Korea pada tahun 2003 & berdurasi 132 menit ini disutradarai oleh Kwak Jae-yong, yg juga berhasil menyutradarai film sukses My Sassy Girl.
Film ini banyak menampilkan adegan" yg romantis & tak terlupakan ditambah musik yg menjadi ost. film ini terdengar sangat manis, bahkan saat aq menontonnya spt mengalami dejavu atau pernah mengalami seblmnya...mungkin dlm mimpi....^/\^

Kisah ini dibuka dgn iringan musik Canon In D & adegan Ji-hye yang sedang membersihkan apartemennya & secara tidak sengaja melihat surat cinta ibunya (Song Joo Hee) dengan cinta pertamanya (Oh Joon Ha). Dari surat tersebut diketahui bahwa itu dari cinta pertama ibunya, Oh Joon-ha. Disitu dijelaskan bahwa Joo-hee, yang merupakan ibu Ji-Hye, mendapatkan surat dari Tae-Soo. Padahal selama ini yg menulis surat tersebut adalah Joon-ha. Akan tetapi, karena perbedaan kasta, orang tua Joo-hee tidak menyetujui hubungan tersebut. Sampai akhirnya Joon-ha dapat berkomunikasi secara tidak langsung melalui hubungan Tae-soo & Joo-hee.
Ketika sedang membaca surat tersebut, Ia ditelpon oleh temannya, Soo-kyeong. Soo-kyeong yg sedang berkencan dengan Sang-Min, cowok populer dari klub drama. Selama ini, Soo-kyeong juga selalu memintanya untuk menuliskannnya surat cinta untuk Sang-min. Sepertinya, kejadian yg pernah dialami ibunya juga dialaminya. Hanya saja dia yg menjadi penulis surat untuk cowok yg sebenarnya disukainya juga. Hanya saja Soo-kyeong yg agresif terlebih dulu bersama Sang-min, walaupun mereka sebenarnya blm jadian.

Adegan Di Museum & Bioskop
Ji-hye kembali membaca surat" ibunya di taman kampus sampai akhirnya dia ditelepon oleh temannya, Soo-kyeong untuk menemaninya kencan dengan Sang-min di museum yg dilanjutkan dgn nonton film di bioskop. Rupanya Ji-hye terlebih dulu sampai di museum & ketika mereka bertiga bertemu, secara diam" Ji-hye & Sang-min saling curi" pandang 1 sama lain tanpa diketahui oleh Soo-kyeong. Hal ini berlanjut ketika di bioskop. Sepertinya Sang-min lebih tertarik pada Ji-hye ketimbang Soo-kyeong yg agresif & manja.

Adegan Pemberian Kado dari Sang-min untuk Ji-hye & Soo-kyeong
Setelah nonton bioskop, Sang-min akan mengajak mereka makan malam. Tapi rupanya Soo-kyeong hanya ingin dia & Sang-min saja, maka secara diam" dia menyuruh Ji-hye untuk segera pulang setelah nonton. Ji-hye yg polos & tidak ingin mencari masalah dgn temannya akhirnya menyetujuinya. Maka ketika Sang-min mengajak mereka, Ji-hye menolaknya & ingin segera pulang dgn alasan kurang enak badan. Sebelum pulang, rupanya Sang-min telah m'persiapkan kado untuk Ji-hye & Soo-kyeong. Ketika Ji-hye sedang berjalan untuk pulang, tiba-tiba Soo-kyeong menghampirinya & meminta agar mereka tukaran kado dari Sang-min. Dan lagi" Ji-hye menyetujuinya. Tapi rupanya takdir berpihak pada Ji-hye. Dia mendapatkan kado yg didlmnya juga ada kartu yg berisi puisi dari Sang-min yg sepertinya menggambarkan perasaan hatinya yg sedang jatuh cinta pada seseorang.
"Saat matahari terbit dari batas laut, aku memikirkanmu...
Saat bulan bersinar sendu di musim semi, aku memikirkanmu..."
Tapi Ji-hye yg polos malah memberitahukannya pada Soo-kyeong & berpikiran bahwa puisi itu pasti ditujukan untuk Soo-kyeong. Akhirnya surat itu diberikannya pada Soo-kyeong & tentu saja Soo-kyeong semakin merasa bahwa Sang-min sangat menyukainya.

Adegan Berlari di Hujan menuju Perpustakaan
Saat itu hujan turun sangat deras. Ji-hye berteduh di bawah pohon yg rindang ketika tiba" Sang-min datang sambil berlari ke arahnya. Sang-min menanyakan pada Ji-hye bahwa dia hendak kemana, dan dijawabnya bahwa dia hendak ke perpustakaan. Sang-min pun menawarkan bantuannya untuk mengantarkan Ji-hye ke perpustakaan dan menjadikan jaketnya sebagai payung. Mereka berdua berlari sambil sesekali berhenti di setiap gedung yg ada. Diiringi lagu ost. The Classic yg sangat romantis, "Neoehgeh nan naehgeh neon" ~ I am yours, you are mine (mirip dgn lagu Fastball - Out Of My Head), adegan itu benar" sangat menyentuh. Dan akhirnya sampailah juga di perpustakaan, dan perasaan Ji-hye sangat bahagia saat itu, walau hanya beberapa menit bersama Sang-min. Dari balik kaca perpustakaan Ji-hye bergegas untuk melihat Sang-min & rupanya Sang-min pun melihat lagi ke arah perpustakaan. Seolah-olah mereka berdua masih ingin bersama. Ji-hye menyesali mengapa memilih perpustakaan yg jaraknya tidak begitu jauh dari pohon tempatnya berteduh...^^

Adegan di Kantin Kampus
Seperti hari kemarin, hari inipun hujan turun dengan derasnya dan Ji-hye berada di kantin kampus, minum kopi sambil ngobrol dengan pemilik kantin yg seorg wanita paruh baya & dipanggilnya Unni (sebutan untuk kakak perempuan jika yg memanggilnya sesama perempuan). Ji-hye berdiri sambil memegang cangkir & memandang ke luar tempat ia berteduh kemarin. Lalu Unni pun berdiri di sampingnya sambil berkata bahwa kemarin Sang-min juga berdiri disini & memandang ke arah pohon besar itu (tempat Ji-hye berteduh). Lalu tiba-tiba Sang-min menitipkan payungnya & berlari ke arah pohon itu padahal kemarin hujan sangat lebat. Kontan saja, mendengar cerita itu, ji-hye langsung kaget bercampur bahagia, bahagia karena itu seperti pertanda bahwa Sang-min menyukainya juga, kalau tidak untuk apa Sang-min rela kehujanan padahal dia membawa payung. Lalu dalam suasana hati yg bahagia Ji-hye meminta payung Sang-min & akan segera mengembalikannya. Ji-hye pun melakukan hal yg sama dgn Sang-min, sambil berlari-lari di tengah hujan deras ia membawa payung Sang-min yg hendak dikembalikannya. Ia terus berlari ke arah gedung teater tempat Sang-min sedang berlatih karena sebentar malam Sang-min akan pentas bersama Soo-kyeong. Dan ketika sampai di teater itu, dengan napas terengah-engah dia menuju ke arah Sang-min yg menatapnya dengan nada heran.
Sang-min : Mengapa kau basah padahal kau membawa payung?
Ji-hye : Ini bukan milikku. Aku datang untuk mengembalikannya padamu. Kau meninggalkannya di kantin. Aku bukan satu-satunya yg basah walaupun dengan payung, bukan?

Setelah mengatakan hal itu, Ji-hye lalu b'gegas pergi, tapi Sang-min menahannya.
Sang-min : Jangan pergi! Kau sudah tahu....perasaanku. Sekarang kau tahu semuanya. Ya...saat aku melihatmu berlari tanpa payung, aku tinggalkan payungku. Di hari kita menonton bioskop, aku ingin memberimu hadiah, jadi aku belikan juga untuk Soo-kyeong. Dan jika takdir memihakku, aku rasa kau akan menerima hadiah dengan kartu di dalamnya. Kurasa kita berada dalam jarak. Aku ingin mengakui perasaanku, aku ingin mengatakan bahwa aku menyukaimu, tapi aku tak bisa.
Ji-hye terharu mendengar pernyataan Sang-min & kemudian berkata pada Sang-min bahwa dia akan datang menonton pertunjukan Sang-min.
Sang-min pun merasa lega telah mengatakan semuanya pada Ji-hye sehingga sejak hari itu mereka pun menjadi sepasang kekasih.

Flash Back Kisah Joo-hee & Joon-ha

Saat menonton film ini qta akan dibawa untuk flash back ke masa lalu, yaitu cerita tentang Joo-hee (ibu Ji-hye) bersama cinta pertamanya, Joon-ha yg ternyata adalah ayah Sang-min. Perjuangan Joon-Ha yg begitu gigih untuk mendapatkan cintanya, meski akhirnya harus Ia pendam karena merasa tidak enak pada Tae Soo (ayah Ji-hye) yg juga sahabat karibnya. Perjuangan Joon-ha yg akhirnya merelakan diri ikut berperang demi melupakan Joo-hee, dan dimana Ia membabi buta menembaki musuh hanya untuk sebuah kalung yg Ia anggap lebih berharga dari nyawanya itu & pada akhirnya membuat matanya menjadi buta. Sehabis berperang Ia sengaja bertemu Joo-hee & mengembalikan kalung tersebut, dan mesti berbohong bahwa Ia telah menikah. Namun Joo-hee tdk ingin menerimanya karena Ia memang telah memberikannya untuk Joon-ha. Padahal dalam akhir film ternyata Ia baru menikah ketika mendengar Joo-hee telah menikah. Itu semua dilakukan Joon-ha demi kebahagiaan Joo-hee walaupun Ia sendiri harus mengorbankan kebahagiaannya seumur hidup.

Akhir Kisah Ji-hye & Sang-min
Takdir memang masih menginginkan keduanya bersatu. Setelah mendengar kisah pilu tentang orang tua mereka, mereka pun bertekad untuk bersatu. Lalu Sang-min melepas kalung pemberian ayahnya (alm.) dan diberikannya pada Ji-hye...
Hmm,,, film ini sangat aq rekomendasikan pada siapapun yg sedang jatuh cinta & menantikan seseorang yg dicintainya...^^

THE CAST :